Luasnya Kerajaan Majapahit

    Luasnya Kerajaan Majapahit
    KP Norman Hadinegoro, SE., MM.

    LUASNYA KEKUASAAN MAJAPAHIT
    Catatan sejarah oleh : KP Norman Hadinegoro, SE., MM.

    Jakarta, Februari 2023

    Hayam Wuruk, juga disebut Rajasanagara, memerintah Majapahit dari tahun 1350 hingga 1389. Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

    Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, dan sebagian kepulauan Filipina[14]. Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

    Namun demikian, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja[15]. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.[15][2]

    Selain melancarkan serangan dan ekspedisi militer, Majapahit juga menempuh jalan diplomasi dan menjalin persekutuan. Kemungkinan karena didorong alasan politik, Hayam Wuruk berhasrat mempersunting Citraresmi (Pitaloka), putri Kerajaan Sunda sebagai permaisurinya.[16] Pihak Sunda menganggap lamaran ini sebagai perjanjian persekutuan. Pada 1357 rombongan raja Sunda beserta keluarga dan pengawalnya bertolak ke Majapahit mengantarkan sang putri untuk dinikahkan dengan Hayam Wuruk. Akan tetapi Gajah Mada melihat hal ini sebagai peluang untuk memaksa kerajaan Sunda takluk di bawah Majapahit. Pertarungan antara keluarga kerajaan Sunda dengan tentara Majapahit di lapangan Bubat tidak terelakkan. Meski dengan gagah berani memberikan perlawanan, keluarga kerajaan Sunda kewalahan dan akhirnya dikalahkan. Hampir seluruh rombongan keluarga kerajaan Sunda dapat dibinasakan secara kejam.[17] Tradisi menyebutkan bahwa sang putri yang kecewa, dengan hati remuk redam melakukan "bela pati", bunuh diri untuk membela kehormatan negaranya.[18] Kisah Pasunda Bubat menjadi tema utama dalam naskah Kidung Sunda yang disusun pada zaman kemudian di Bali. Kisah ini disinggung dalam Pararaton tetapi sama sekali tidak disebutkan dalam Nagarakretagama.

    Kakawin Nagarakretagama yang disusun pada tahun 1365 menyebutkan budaya keraton yang adiluhung, anggun, dan canggih, dengan cita rasa seni dan sastra yang halus dan tinggi, serta sistem ritual keagamaan yang rumit. Sang pujangga menggambarkan Majapahit sebagai pusat mandala raksasa yang membentang dari Sumatera ke Papua, mencakup Semenanjung Malaya dan Maluku. Tradisi lokal di berbagai daerah di Nusantara masih mencatat kisah legenda mengenai kekuasaan Majapahit. Administrasi pemerintahan langsung oleh kerajaan Majapahit hanya mencakup wilayah Jawa Timur dan Bali, di luar daerah itu hanya semacam pemerintahan otonomi luas, pembayaran upeti berkala, dan pengakuan kedaulatan Majapahit atas mereka. Akan tetapi segala pemberontakan atau tantangan bagi ketuanan Majapahit atas daerah itu dapat mengundang reaksi keras.[19]

    Pada tahun 1377, beberapa tahun setelah kematian Gajah Mada, Majapahit melancarkan serangan laut untuk menumpas pemberontakan di Palembang.[2]

    Meskipun penguasa Majapahit memperluas kekuasaannya pada berbagai pulau dan kadang-kadang menyerang kerajaan tetangga, perhatian utama Majapahit nampaknya adalah mendapatkan porsi terbesar dan mengendalikan perdagangan di kepulauan Nusantara. Pada saat inilah pedagang muslim dan penyebar agama Islam mulai memasuki kawasan ini.

    sukabumi jabar
    Aa Ruslan Sutisna

    Aa Ruslan Sutisna

    Artikel Sebelumnya

    Brimob Back Up Polres Sukabumi Guna Ciptakan...

    Artikel Berikutnya

    Filosofi Semar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Pasiops Kodim 1710/Mimika Pimpin Apel Kesiapan Pasukan TNI Pada Pengamanan TPS Pemilukada Tahun 2024 BKO Polres Mimika
    Polda Jabar Terjunkan 21 Ribu Personel Amankan Pilkada Serentak
    Yakinkan Dapat Berjalan Dengan Lancar Dan Aman, Dandim 1710/Mimika Dampingi Wakapolda Papua  Pantau Langsung Pemungutan Suara Di TPS
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    Polri Lakukan Asistensi ke Polda Jateng 
    Guna Pastikan Nyoblos Aman, TNI/Polri di Sukabumi Gelar Patroli Tiga Pilar
    Pengawalan dan Pendistribusian Logistik Pilkada Serentak 2024 di Desa Babakanpari Polsek Cidahu Polres Sukabumi Berjalan Aman dan Tertib
    Situasi Wilayah Hukum Polsek Parungkuda Polres Sukabumi Keamanan Terkendali dengan Kegiatan Rutin dan Pengawasan Pilkada 2024
    Pengecekan Keamanan Logistik Pilkada di PPS Desa Datarnangka Polsek Sagaranten Polres Sukabumi Semua Terlindungi dan Terkendali
    Pengecekan Keamanan Logistik Pilkada di PPS Desa Cicareuh Polsek Cikidang Polres Sukabumi Semua Dalam Keadaan Aman
    Guna Pastikan Nyoblos Aman, TNI/Polri di Sukabumi Gelar Patroli Tiga Pilar
    Situasi Wilayah Hukum Polsek Parungkuda Polres Sukabumi Keamanan Terkendali dengan Kegiatan Rutin dan Pengawasan Pilkada 2024
    Pengecekan Keamanan Logistik Pilkada di PPS Desa Datarnangka Polsek Sagaranten Polres Sukabumi Semua Terlindungi dan Terkendali
    Asep Japar Paslon Nomor Dua Diserbu Emak Emak Untuk Selfi dan Cicipi Produk UMKM Setempat
    Pengawalan dan Pendistribusian Logistik Pilkada Serentak 2024 di Desa Babakanpari Polsek Cidahu Polres Sukabumi Berjalan Aman dan Tertib
    Aipda Sudiro Bhabinkamtibmas Polsek Nyalindung Polres Sukabumi Silaturahmi Bersama Warganya
    Bhabinkamtibmas Polsek Gegerbitung BRIPKA DEKI HIRTANTO Jalin Kemesraan dengan Warga Desa Gegerbitung
    Tim Pemenangan Pos Gibran Korwil Jawa Barat Silaturahmi Ke Mata Sosial di Cikakak
    Kapolsek Gegerbitung Gagas Program AA DEDE PRESISI CURHAT DONG dalam Kegiatan Safari Subuh
    Bripda Garin Bhabinkamtibmas Polsek Warungkiara Laksanakan Solat Subuh Berjamaah Bersama Masyarakat

    Ikuti Kami